War Tourism : Menikmati Sensasi Hujan Peluru
Posted by Unknown on 22.22 with No comments
Selama ini dibenak hampir semua orang, trip atau perjalanan tujuannya adalah refreshing dengan mengunjungi tempat yang indah nan eksotis. Tapi tidak yang dilakukan oleh sopir truk Jepang, Toshifumi Fujimoto.
Bosan dengan pekerjaannya sebagai sopir truk yang sehari-harinya dihabiskan di jalan, Fujimoto menabung dan merencanakan untuk berpergian ke tempat konflik. Memuaskan dirinya dengan war tourism sebagai war tourist.
Pemberontak terlihat menembakkan senjatanya dari sebuah lubang di dinding. | Foto : Toshifumi Fujimoto |
Berbekal uang tabungan, peralatan kamera foto video, serta baju tentara layaknya tentara Jepang atau biasa disebut Japan Self Defense Force (JSDF). Fujimoto mengawali perjalannya sebagai war tourist menuju Kairo, Mesir pada akhir tahun 2011. Setelah itu mengunjungi Yaman ketika ada demonstrasi di Kedutaan Amerika Serikat. Dan perjalanan terbarunya adalah Aleppo kota bagian utara Syria.
Dengan mengantongi visa turis, dia menetap di rumah penduduk lokal. Untuk menetap di rumah tersebut, dia harus merogoh kocek sebesar USD25 per hari. Selain itu perjalanan dari tempatnya ke Turki menuntut dia menggali tabungannya lagi sebesar USD25.000! Meskipun begitu dia tidak menjual foto serta videonya yang dia dapatkan --setidaknya begitu menurut sumber saya.
Fujimoto bersama pasukan pemberontak. |
Fujimoto merasa tidak perlu memakai alat pengaman perang, seperti helm atau flak jacket -- jaket pelindung dari peluru. "itu --alat pengaman perang-- berat kalau dipakai sambil berlari dan sangat menyenangkan kalau maju ke garis depan tanpa pakai apapun. Selain itu, ketika mereka menembak sangat mengasyikkan." kata dia pada salah satu jurnalis yang bertugas di Syria.
Kehidupannya cukup menyedihkan, karena dia cerai dengan istrinya serta tidak punya teman atau orang yang dekat dengannya. "Saya tidak punya keluarga, teman, ataupun pacar. Saya sendirian di kehidupan ini."
Anak kecil Syria sedang berpose untuk Fujimoto. | Foto : Toshifumi Fujimoto |
Tetapi dia mempunyai tiga anak perempuan yang sudah lima tahun tidak bertemu. Karena itu, dia membeli asuransi hidup agar jika terjadi hal yang tidak diinginkan padanya uang asuransi itu mengambil uang asuransinya.
Menurut wikipedia.com, War Tourism atau Turisme Perang :
War tourism is recreational travel to war zones for purposes of sightseeing and superficial voyeurism. War tourist is also a pejorative term to describe thrill seeking in dangerous and forbidden places.
Meskipun Fujimoto bukan orang yang pertama kali menjadi turis perang, tetapi apa yang dilakukannya membuat decak kagum semua orang. Dan seluruh foto dan videonya dapat disaksikan pada akun Facebook Fujimoto.
Ada yang berani mengikuti langkahnya ?
Sumber :
AFP
FB Toshifumi Fujimoto
Categories: Photography, Travel
0 komentar:
Posting Komentar